Degradasi Jumlah Taman Kota Semarang

Well, that’s the truth…

Jumlah taman kota yang ada di Semarang memang terus mengalami penurunan… Nyesek banget ya ngedengernya??

Data dari BPS Kota Semarang (tahun 2007) itu menunjukkan taman kota yang aktif berkurang dari 41 buah pada tahun 2002 menjadi 36 buah pada tahun 2006, atau dari luas 72.954 meter persegi, menjadi 50.203 meter persegi.

Dari taman-taman kota yang ada di Semarang, setidaknya ada sepuluh ruang publik yang berubah fungsi di Semarang, di antaranya: Alun-alun, Taman Seteran, fasum Semarang Utara, sebagian Taman Sompok, sebagian Taman Beringin, Taman Seroja, taman di Jalan Siliwangi, sebagian Taman Tabanas, taman di Jalan Pandanaran, taman di Jalan S Parman. Sebenarnya taman KB di Jalan Menteri Supeno dulu di zaman Gubernur Pak Suwardi juga akan dijadikan Gedung PWRI. Namun protes gencar mengurungkan rencana tersebut.

Perubahan ruang-ruang publik tersebut memang dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas penduduk Kota Semarang itu sendiri. Atmosfir bisnis dan laju pertumbuhan ekonomi yang bagus beberapa tahun terakhir ini memacu para investor untuk menciptakan lahan bisnis yang baru di tempat-tempat strategis. Namun, tempat-tempat yang biasanya menjadi incaran tersebut justru adalah taman-taman kota yang sudah ada dan menjadi fasilitas publik masyarakat. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang pesat di Semarang yang dipengaruhi oleh tingkat kelahiran,tingkat commuter, dan tingkat migrasi  yang masuk ke Semarang juga mempengaruhi perluasan lahan pemukiman di Semarang yang lagi-lagi juga mengorbankan lahan terbuka yang ada.

Keadaan itu memang serba salah di masing-masing pihak. Pertumbuhan yang baik memang menjadi pemacu semangat yang baik pula untuk ke depannya nanti. Namun dampak domino dari pertumbuhan yang mengorbankan taman kota seperti yang sudah disebut diatas juga perlu diperhatikan secara serius. Kesadaran pemerintah dan masyarakat umum itu sendiri akan betapa pentingnya ruang terbuka hijau, taman kota, serta fasilitas publik yang berkaitan masih terasa kurang. Banyak janji dan rencana-rencana yang diprogramkan pemerintah namun realisasinya selalu mengecewakan karena lambatnya tindak lanjut dari semua program tersebut.

Perkembangan pesat di Kota Semarang ini harus dikendalikan jika tidak ingin merasakan bencana yang terus terjadi di sini. Semarang mesti berkaca kepada kegagalan Jakarta. Di Jakarta keserakahan ekonomipolitik, dibalas dengan kehadiran banjir, polusi, kemacetan luar biasa, krisis air tanah, kriminalitas, dan berbagai konflik sosial lainnya.

 

 

Taman di depan BI Semarang

Taman di depan BI Semarang

One sentence to complete our post this time,,

“SAVE OUR CITY GARDEN!!”

Keep Breathing

7 Responses so far »

  1. 1

    agoy said,

    prihatin ngeliat faktanya emang taman kota di semarang yang udah dikit jadi tambah dikit….

  2. 2

    helluvkitty said,

    hm,,stuju banget sama posting kali ini,,
    lama-lama bisa kering kerontang bumi ini,, kalo kehadiran taman-taman disekitar jadi ikut berkurang..huhuhuhuuuu

    ayo,,sebagai generasi muda jangan mau dunk,,kalo bumi ini keburu rusak sebelum kita gapai cita-cita ini..ikud jaga taman-taman sekitar ea,,

    bravo taman kita,,

  3. 3

    agoy said,

    yang agak ngeselin tu janji2 nya pemkot itu…
    dulu pernah ada wacana mau ngembangin taman diponegoro…tapi sampe sekarang ga ada realisasinya…
    terus taman KB yang mau dijadiin perkantoran tu juga memprihatinkan banget..
    parah deh..

  4. 4

    helluvkitty said,

    hyah,, goy.. capek ni kalo tiap hari nyalahin orang..
    mendingan dr diri sendiri aja,,
    ayuuk kita bangun rasa sayang yang lebih buat nge-jaga taman kota disekitar kita,,
    atau gag,, ikut aj beragam aksi peduli lingkungan buat nyelametin bumi dr kerusakan,,
    gag usah berharap banyak sama ‘pejabat’ yang banyak janji itu,, bosen dengernya!!

  5. 5

    agoy said,

    yup, setuju…
    dengan menjadi planner yang baik juga jadi salah satu cara kita untuk lebih peduli sama taman kota..
    hehe
    join greenpeace yok..
    =P

  6. 7

    Pelancong said,

    saya ikut prihatin dengan apa yang dialami taman kota di semarang. Saya juga cemas akan terjadi juga di surabaya, kalau walikota sekarang ini yang gila taman tidak lagi menjabat.


Comment RSS · TrackBack URI

Leave a comment